Sekda Dewa Indra Harap FGD Pemetaan Potensi Laut Indonesia Bisa Kembangkan Potensi Laut Bali

Denpasar – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra mewakili Pj. Gubernur Bali S. M. Mahendra Jaya memberikan sambutan pada Focus Group Discussion (FGD) “Pemetaan Potensi Laut Indonesia Sebagai Penyerap Karbon untuk Pencapaian Target Net Zero Emission” yang dilaksanakan oleh Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) RI bertempat di Ruang Rapat Cempaka, Bappeda Provinsi Bali, Denpasar, pada Rabu (12/6).
Dalam sambutannya Sekda Dewa Indra mengungkapkan bahwa wilayah laut Bali relatif tidak luas, namun mengandung beragam sumber hayati, non hayati, dan jasa-jasa kelautan yang beragam dan bernilai ekonomi tinggi. Menurutnya Bali telah mencanangkan kebijakan percepatan dan penguatan pembangunan ekonomi sumber daya kelautan dalam rangka menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali.
“Pandemi Covid-19 memberikan pelajaran berharga bagi kita. Sebelumnya kita sangat tergantung pada pariwisata sebagai sumber perekonomian utama. Namun setelah dirasa, sektor tersebut sangat rentan terhadap turbulensi,” jelasnya. Sehingga Pemprov Bali meluncurkan sistem Ekonomi Kerthi Bali yang mencantumkan sektor kelautan sebagai salah satu sumber perekonomian di Bali.
Ia pun melanjutkan segala kebijakan di Pemprov Bali selalu sejalan dengan garis kebijakan pusat. FGD ini lanjutnya, tentu sangat penting untuk membahas program pembangunan dalam rangka memberdayakan potensi sumber daya kelautan yang berlimpah. “Utamanya untuk merumuskan strategi kebijakan membangun sistem blue economy yang terintegrasi dalam memitigasi perubahan iklim, menurunkan emisi karbon melalui laut dan sumber daya laut di dalamnya, serta merumuskan kebijakan peralihan ke blue economy dengan laut sebagai penyerap karbon yang signifikan untuk mencapai Net Zero Emission,” jelasnya.
Ia juga menyinggung tentang peranan mangrove yang signifikan sebagai penyerap karbon yang besar. Ia mengatakan mencegah hilangnya mangrove menjadi strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang efektif. “Untuk itu dalam sebuah kesempatan, Pemprov Bali selalu menyertakan penanaman mangrove, sehingga masyarakat semakin peduli dengan keberlangsungan mangrove,” tandasnya.
Sementara Deputi Pengkajian Strategik Lemhanas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. juga berkesempatan membacakan sambutan Plt. Gubernur Lemhannas RI Laksdya TNI Maman Firmansyah. Dalam sambutannya disampaikan bahwa Blue economy (ekonomi biru) adalah suatu konsep pertumbuhan ekonomi dengan penggunaan sumber daya laut yang berkelanjutan, peningkatan pekerjaan, dan mata pencarian dengan tetap menjaga kesehatan ekosistem laut. Menurutnya Presiden Joko Widodo menyampaikan blue economy menjadi fokus yang harus diperhatikan dalam peningkatan sustainability perekonomian di Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan kekayaan biodiversity yang dimiliki Indonesia sehingga pemanfaatannya harus dilakukan secara bijak dalam rangka menyejahterakan rakyat dengan tetap menjaga alam dan keberlanjutan produksi. “Sustainable blue economy menjadi agenda yang harus diprioritaskan di semua wilayah pantai yang kita miliki,” ujarnya.
Jika dilihat dari sudut hilir pada sisi pemanfaatan sumber daya laut ekonomi adalah dari sektor perikanan. Meninjau data volume perdagangan hasil perikanan Indonesia tahun 2016-2020, kemampuan Indonesia dalam menghasilkan perikanan sudah terlihat cukup bagus.
Potensi lain yang juga sangat besar adalah laut sebagai penyerap karbon. Blue carbon dapat dimanfaatkan sebagai mekanisme untuk menciptakan nilai ekonomi melalui perdagangan karbon. Selain itu, Maman Firmansyah juga menyampaikan bahwa peran mangrove juga dapat menjadi penyerap karbon yang besar secara signifikan. Oleh karena itu, mencegah hilangnya mangrove menjadi strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang efektif sehingga diperlukan juga upaya rehabilitasi mangrove untuk meningkatkan kontribusi mangrove dalam penurunan emisi gas rumah kaca.
Dalam FGD pada pagi itu, menghadirkan pembicara seperti Asisten Operasi Survei dan Pemetaan Pushidrosal Laksma TNI Dyan Primana Sobaruddin, M.Sc., Kepala Balai Konversi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali Dr. R. Agus Budi Santoso, S.Hut., M.T., Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Ir. Putu Sumardiana, M.P., Kepala Dinas LHK Provinsi Bali I Made Teja, serta Kepala Bappeda Provinsi Bali I Wayan Wiasthana Ika Putra, S.Sos., M.Si.